AKU

 


 

Ada sebuah kebiasan kecil tersebar di Malang Raya. Ungkapan, cara bicara, cara bergaya cara berpikir dan cara meng-ada yang mengekspresikan apresiasi tulus mendalam dan apa adanya terhadap segala hal yang berupa kekayaan, keindahan, kebijakan, kearifan, semangat hidup berkelanjutan yang sudah ada.  Panorama alam, keragaman hayati, keunikan bangunan, keindahan seni budaya, kelugasan komunikasi, keragaman tradisi-budaya-agama, ketulusan dan keramahan masyarakatnya adalah modal paling hakiki yang menyemangati segala bentuk aktifitas apresiasi.

Makonga adalah gerakan budaya, sebuah gerakan yang telah turun menurun menjiwai semangat hidup warga Malang Raya. Singhasari dan Mojopahit yang telah memulai semangat damai menghapuskan penindasan dan perbudakan, menghargai kesamaan hak, dan menjunjung tinggi pluralitas budaya, tradisi, agama, adat-istiadat, serta kebiasaan adalah titik penting gerakan ini dimulai. Perjuangan dan semangat untuk merdeka dan bergerak progresif memasuki tiap era baru yang telah dicontohkan oleh para leluhur warga Malang Raya tidak pernah lekang oleh jaman terus diperbaharui dan dimatangkan praktek-prakteknya.

Siapa saja di dalam Makonga? Setiap orang yang disemangati oleh spiritualitas, apresiasi, toleransi, cara pikir kritis, pendamai, dan progresivitas. Setiap orang yang dengan tulus berbagi kekayaan hidupnya, segala talenta yang dimilikinya, potensi dirinya, dan impian-impian besarnya bagi dunia yang berperadapan manusiawi. Siapa saja bisa berpartisipasi dan layak untuk dihargai.

Tinggalkan komentar